Jumat, 10 Agustus 2012

Memahami Cara Tuhan Bekerja, bagi kaum theis

Tulisan pertama ini akan membahas tentang keberadaan Tuhan bagi kaum theis.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah tuhan itu ada?
sebagai kaum theis, tentu jawabannya adalah 
" Pasti, Tuhan itu ada. Jika Tuhan itu tidak ada, lantas siapa yang menciptakan bumi ini dengan segala isinya? kursi pasti ada karena seorang tukang kursi, pakaian pasti juga muncul karena ada seorang tukang jahit. Sama halnya dengan bumi, bumi yang begitu kompleks ini tidak akan muncul dengan sendiri nya. Pasti ada sesuatu yang menciptakannya, dan yang menjaga bumi ini agar tetap teratur. Sesuatu yang kita sebut Tuhan. Dia adalah Prima Causa dimana Dia adalah suatu awal tanpa permulaan, karena Tuhan tidak diciptakan oleh apapun, Ia ada karena Dia adalah kekuatan mutlak."

Jika berbicara tentang keberadaan Tuhan tersebut, pasti banyak sekali pertentangannya, sebut saja kaum atheist dan agnostic yang notabene menyangkal atau mencari keberadaan Tuhan itu sendiri. Hal ini wajar, karena jika Tuhan itu ada, tentu Dia tidak akan mempermainkan kehidupan umat manusia. Argumen logis yang sering dilontarkan adalah, 
"Jika Tuhan itu ada, serta memiliki sifat Maha Pengasih dan Penyayang sebagaimana yang didengungkan oleh kaum Theis, maka tidak akan pernah ada bencana di muka bumi ini, toh Tuhan itu mengasihi dan menyayangi umat manusia."

"Jika Tuhan itu ada, dan Maha Mengatur Segalanya, berarti Tuhan terkadang berbuat dzalim kepada umat-Nya. Bukankah dengan ke-Maha Mengaturnya Dia, Tuhan mengatur umat manusia untuk celaka, beruntung, dan sebagainya. Bukankah dengan demikian, Tuhan sama saja telah mempermainkan kehidupan? Untuk apa kita bersusah payah jika ternyata Tuhan telah menetapkan segala sesuatunya untuk kita?"

"Lantas jika Tuhan itu ada,, kenapa ketika kita meminta segala sesuatu pada-Nya, Dia senantiasa tidak pernah memberikannya pada kita?"

Beberapa opini di atas, merupakan opini yang sering kali kita dengar terkait keragu-raguan umat manusia terhadap Tuhan. Jawaban utama untuk menghilangkan keragu-raguan tersebut adalah dengan memahami bagaimana kah Tuhan itu bekerja untuk kita.

Sebagaimana yang kita ketahui, terkadang ketika kita berdoa dan meminta kepada Tuhan. Senantiasa Tuhan tidak pernah mengabulkannya. Seringkali saya berdoa pada Tuhan ketika saya sedang lapar, agar Tuhan menghilangkan rasa lapar tersebut, atau mengirimkan makanan dari langit sebagaimana Dia menurunkan manna dan salwa pada Nabi Isa. Akan tetapi, kedua permintaan sederhana saya tidak pernah sekalipun terpenuhi.

well,, selama ini terkadang kita salah mengartikan bagaimana cara Tuhan itu bekerja atas doa-doa kita. Banyak sekali di antara kita yang berpikir bahwa ketika kita meminta sesuatu pada Tuhan, lantas Tuhan mengabulkan permohonan kita. Ada pula yang mengartikan, bahwa ketika kita berdoa, terkadang Tuhan itu menangguhkan doa kita atau mengganti doa kita dengan sesuatu yang lebih bermanfaat dan baik bagi kita. Toh Tuhan Maha Tahu dan Bijaksana atas segala kebutuhan kita.

Pendapat-pendapat tersebut, mungkin belum valid karena belum bisa dibuktikan, hal ini terkait dengan keberadaan Tuhan itu sendiri. Tapi satu yang pasti, pendapat-pendapat yang menyatakan cara Tuhan mengabulkan doa kita, itu bermuara pada  satu titik, yaitu harapan. Tuhan yang tidak mengabulkan doa kita, akan kita sikapi dengan sikap percaya bahwa suatu saat Tuhan mengabulkan doa kita, atau Tuhan akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dan sesuai bagi kita. Sebagian berpendapat, karena kita belum memantaskan diri atau belum layak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Kalau pendapat saya sendiri, bukan saya meragukan keberadaan Tuhan. Saya memiliki pendapat bahwa Tuhan itu telah kehilangan sebagian besar kekuatannya untuk menciptakan bumi ini. Menciptakan kehidupan beserta alam semesta serta mengatur segala sesuatunya tentu memerlukan tenaga yang cukup banyak pula. Tidak terkecuali untuk Tuhan, sekalipun kekuatan dan ilmu Tuhan tidak akan ada habisnya, tapi cukup bijaksana untuk tidak menghambur-hamburkan resources, sebagaimana yang tertuang dalam ilmu manajemen. Pekerjaan yang efektif dengan menggunakan resources yang efektif pula.

Dalam mithologi Kristen, dikisahkan bahwa Tuhan menebus kesalahan umat manusia dengan disalib. Menurut saya, bukan menebus kesalahan umat manusia, akan tetapi mengorbankan dirinya untuk meninggalkan kekuatan perlindungannnya pada kehidupan umat manusia. Pernah lihat film Harry Potter? di mana mama Harry, mengorbankan nyawanya untuk memberikan sihir perlindungan pada Harry sehingga Voldemort tidak mampu menyentuh kulit Harry?
saya rasa, Tuhan pun sama. Dengan mengorbankan diri-Nya, Tuhan telah memberikan sihir penghidupan bagi bumi. Dia telah meninggalkan sebuah sistem yang melekat di bumi, sesaat setelah dia tersalib. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar