Senin, 27 Agustus 2012

prolog Perjumpaan


Suatu sore yang cerah di musim semi, Max, seorang pengusaha yang makmur dan bijaksana, dengan anggun tetapi santai berpakaian, duduk di bangku kesayangannya di Central Park. Max adalah seorang pengusaha berusia 64 tahun dan memiliki kehidupan yang penuh sukses. Tiba-tiba seorang pria lain bernama Jim duduk di sebelahnya. Jim tampak loyo, lesu, tetapi toh mampu hidup bermartabat. Ternyata, mereka berdua adalah sahabat kecil yang terpisah 50 tahun lalu.  Mereka berdua tumbuh di daerah miskin New York, Bronx. Jim pindah dari lingkungan itu 50 tahun lalu karena keluarganya mendapat keberuntungan tak terduga, pamannya yang tidak memiliki keturunan mewarisi kekayaannya kepada mereka. Namun semua tidak berjalan baik sekarang. Berbeda dengan Jim, Max yang sebelumnya lebih miskin dari Jim, ia hidup makmur sekarang. Jimpun bertanya tentang rahasia kesuksesan Max. Max mengaku bahwa semua kesuksesan ini bukanlah hanya dari dirinya saja, ia terinspirasi dari kisah Nasib Baik yang pernah didengarnya semasa kecil, Legenda Cengkeh Ajaib.

Aturan Pertama Nasib Baik: “Kemujuran tidaklah tahan lama, sebab itu tergantung pada Anda. Nasib Baik diciptakan oleh kita masing-masing; itulah sebabnya Nasib Baik akan bertahan selamanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar