Senin, 27 Agustus 2012

Legenda Cengkeh Ajaib (part II)


Untuk sampai ke Hutan Ajaib, kedua kesatria telah menghabiskan 2 hari di perjalanan. Mereka berangkat terpisah dan tidak bertemu selama dalam perjalanan. Sesampainya di Hutan Ajaib pada hari yang ketiga, kesatria berpenutup kepala hitam, Nott langsung mencari Kurcaci, Sang Pangeran Bumi. Dia mengetahui semua tumbuhan yang tumbuh di tanah Hutan Ajaib. Ketika bertemu dengannya, Nott langsung bertanya mengenai cengkeh ajaib itu, namun sayang, ternyata tidak pernah ada cengkeh yang tumbuh di Hutan Ajaib.

Saat itu, Nott merasakan perasaan orang ketika diberitahu bahwa kemujuran tidak memihak mereka: ia takut. Tetapi ia memberitahu dirinya sendiri,”Ini tidak mungkin.” Itulah jawaban yang memudarkan ketakutan diri bahwa ia tidak mujur dan diapun beranjak pergi. Sementara itu, kesatria berpenutup kepala putih, Sid juga memiliki ide yang sama dengan Nott. Ia mencari sang pangeran bumi. Mereka bertemu ketika Nott baru saja beranjak pergi. Sid langsung bertanya mengenai cengkeh ajaib itu, kurcaci itu juga memberi jawaban yang sama seperti sebelumnya. Tetapi Sid tidak menyerah, dia bertanya mengapa tidak pernah ada cengkeh yang tumbuh di Hutan Ajaib.

“Jelas sekali karena tanahnya. Cengkeh butuh tanah yang baru untuk bertumbuh,” jawab kurcaci itu.
“Dimana saya dapat mendapatkan tanah baru?,” tanya Sid.
“Hmm… Ada tanah baru dekat Negeri Cowls, kurcaci sapi berkaki duabelas, beberapa mil dari sini. Itu tanah baru yang belum pernah digunakan,” jawab kurcaci seraya pergi memasuki rumahnya.
Sid mengucapkan banyak terima kasih kepada Sang Kurcaci dan segera pergi ke negeri Cowls. Ia tahu peluangnya tipis, tetapi setidaknya itu merupakan suatu langkah maju.

Sesampainya di Negeri Cowls, ia langsung menemukan tanah baru itu, benar saja, tanah itu baru, murni, segar dan bernutrisi, ia langsung mengisi kedua kantung yang dibawanya. Kemudian ia pergi ke suatu tempat di hutan yang jauh dari desa manapun dan memilih area yang tepat. Dia mencabuti ilalangnya dan mengganti tanahnya. Dengan kedua kantung tanah baru itu, dia hanya dapat menutupi beberapa kaki daerah itu.

Sementara Hutan Ajaib itu sangatlah luas, kecil kemungkinannya dia memilih tempat yang tepat untuk tumbuhnya cengkeh ajaib itu. Namun sebagai kesatria sejati, Sid tahu bahwa melakukan segalanya dengan berbeda adalah langkah pertama menuju sukses. Diapun tertidur membayangkan cengkeh ajaib itu bersemai di tanah baru yang dibuatnya, empat hari lagi.

Aturan Ketiga Nasib Baik: “Kalau sekarang Anda belum mempunyai Nasib Baik, mungkin itu adalah karena Anda berada dalam kondisi-kondisi yang biasa. Untuk mempunyai Nasib Baik, Anda harus menciptakan kondisi-kondisi baru yang tak biasa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar