Senin, 27 Agustus 2012

Epilog "Menemukan Kembali Nasib Baik"


“Maafkan aku Jim, cerita ini konyol, bukan? Tapi aku hanya ingin membagikan Nasib Baik ini denganmu,” ujar Max.
“Tidak. Sebenarnya selama 4 tahun ini hidupku sangat berat. Kau lah orang yang sangat ingin kutemui, sahabatku. Dan tanpa sadar kau menyampaikan Cerita Nasib Baik ini kepadaku, aku bahkan tidak percaya ini akan terjadi,” kata Jim.
“Jadi kau tidak menganggapnya konyol?” Tanya Max.
“Tentu saja tidak. Aku bahkan berpikir aku akan bisa seperti Sid. Hari ini aku telah menciptakan Nasib Baikku. Aku juga bisa menciptakan Nasib Baik. Sadarkah kamu?” jawab Jim.
“Tentu,” kata Max.

Cerita Nasib Baik itu tidak pernah datang kepada Anda secara kebetulan.

Jadi, berapa lama lagi Anda mau menunggu?

Legenda Cengkeh Ajaib (part X)


Nott menunggang kudanya sepanjang malam ketujuh. Ketika sampai di istana, sisi tubuh kudanya berdarah-darah karena cambuk dan pemicu penunggangnya. Sang kuda hita pun ambruk dan mati. Nott bergegas melabrak gerbang istana dan melabrak apapun yang menghalanginya. Wajahnya tegang, matanya tajam mengamuk. Dia segera mendatangi kebun istana yang hijau dan subur.

Tetapi, kebunnya sudah tidak dipenuhi tumbuhan, kebun istana sudah dikeramik, di sanalah Merlin berada. Wajahnya suram. Nott bingung.”Aku sudah tahu Nenek Sihir itu akan menyuruhmu membunuhku dan aku tahu kau takkan mendengarkan penjelasanku. Inilah satu-satunya cara,” ujar Merlin. Nott mulai memahami kekeliruan besarnya. Sedari dulu dia menganggap segalanya mudah. Dia menganggap dirinya pantas mujur.”Cengkeh Ajaib itu tidak ada di sini. Cengkeh itu bersemai di Hutan Ajaib beberapa jam yang lalu persis seperti yang kujanjikan. Ada banyak sekali, bahkan untukmu pun. Tetapi kau menyerah. Kau kehilangan keyakinan akan dirimu, sedari dulu kamu selalu berharap orang lain memberimu kemujuran,” lanjut Merlin. Nott berbalik tanpa kuda dan pedang, menuju istananya dimana dia hidup sendirian dan kesepian.

Keesokan harinya Sid sampai di kota, dia langsung menemui Merlin dan memberikan Cengkeh Ajaib itu. Ada sangat banyak, begitu girang dia memberikannya kepada Merlin sebagai tanda terima kasihnya. Merlin menjawab,“Jangan berterima kasih kepadaku. Anda sendirilah yang tidak berharap menemukan Cengkeh Ajaib ini secara kebetulan, Anda sendirilah yang menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkannya datang. Anda sendirilah yang memilih menjadi penyebab Nasib Baik Anda.”

Sid pun mengucapkan selamat tinggal kepada Merlin dengan rangkulan bersahabat. Nasib Baik harus dibagikan, dia menghabiskan sisa hidupnya mengajarkan aturan-aturan Nasib Baik kepada orang-orang. Lalu Sid berpikir: kalau ia mampu menciptakan sendiri sedemikian banyak Nasib Baik hanya dalam 7 hari, bagaimana seandainya seluruh Kerajaan, seluruh penghuninya belajar menciptakan nasib baik seumur hidup mereka?

Pelajaran yang Terkandung dalam Kisahnya: “Menciptakan Nasib Baik hanyalah menuntut…penciptaan kondisi-kondisi”

Legenda Cengkeh Ajaib (part IX)


Keesokan harinya Sid merasa gelisah, berjam-jam ia menunggu tetapi tidak ada apapun yang terjadi. Tetapi toh dia sudah melakukan semampunya dengan bersemangat, memang sedikit kemungkinannya dia memilih tempat yang tepat untuk tumbuhnya Cengkeh Ajaib itu. Tetapi tiba-tiba saja terjadi sesuatu yang bahkan tak terpikirkannya. Angin, Tuhan Takdir dan Kemujuran yang tampaknya mengendalikan nasib mulai mengusik deadunan pepohonan, dan kemudian tercurahlah hujan benih cengkeh ajaib berdaun empat! Pemukim Hutan Ajaib dan Kerajaan tidak memperhatikannya.

Mereka tahu setiap setahun sekali, butiran hijau keemasan aneh yang menjengkelkan akan tercurah di atas mereka. Sekitar 5 menit benih-benih itu tercurah. Ketika mereka jatuh ke tanah, mereka mati seperti benih yang ditaburkan di padang gurun. Jutaan benih itu mati, kecuali beberapa ratus benih yang jatuh di daerah yang telah dipersiapkan Sid. Sid tidak bergeming menyaksikan benih-benih itu tumbuh ada ratusan cengkeh yang cukup untuk memberikannya kemujuran sepanjang tahun hingga hujan berikutnya. Ia berlinang air mata dan bersujud sebagai tanda syukurnya. Ia berterima kasih kepada sang angin yang membawa benih-benih itu.

”Kau tidak perlu berterimakasih kepadaku. Berbeda dengan apa yang dipikirkan orang, aku bukanlah bertugas membagi kemujuran, aku hanya bertugas untuk memastikan bahwa kemujuran itu terbagi merata. Cengkeh Ajaib itu bersemai karena kau sendiri yang telah menciptakan kondisi yang tepat. Siapapun yang melakukan hal yang sama juga akan mendapat Nasib Baik. Masalahnya hampir semua orang menganggap mereka tidak perlu melakukan apapun. Lokasi yang kau pilih itu sebenarnya tidaklah ada bedanya, yang penting adalah menyiapkannya seperti yang engkau lakukan. Kemujuran hanyalah pertemuan antara peluang dan kesiapan. Dan peluang itu selalu ada,” kata sang angin sebelum dia pergi.

Aturan Kesepuluh Nasib Baik: “Menciptakan Nasib Baik menuntut penciptaan kondisi-kondisi untuk peluang. Tetapi peluang tidak ada hubungannya dengan kemujuran atau kebetulan: ia selalu ada.”

Legenda Cengkeh Ajaib (part VIII)


Di tempat lain, Sid yang sedang tidur juga dibangunkan oleh suara Burung Hantu si Nenek Sihir. Nenek Sihir itu jahat, dia menginginkan 2 hal: pertama dia mau Nott membunuh Merlin, dan yang kedua dia mau membujuk Sid meninggalkan daerah itu supaya dia sendiri dapat memetik Cengkeh Ajaib itu kalau ternyata cengkeh itu memang akan tumbuh. Nenek itu mengatakan kepada Sid bahwa cengkeh itu sebenarnya adalah cengkeh kemalangan, barangsiapa yang memetiknya akan mati dalam 3 hari, tetapi apabila cengkeh itu tidak dipetik pada hari itu, maka Merlin akan mati sebelum matahari tenggelam.

Sungguh penyihir yang cerdik.”Tetapi apabila Merlin yang memetiknya dia tidak akan mati bukan? Jadi saya akan menjemput Merlin supaya dia memetik cengkeh ajaib itu dan memberikannya kepada saya,” ujar Sid. Sid telah mengungguli Nenek Sihir itu. Menyadari Sid tidak jatuh ke dalam perangkapnya, Nenek Sihir itu berbalik dan pergi bersama Burung Hantunya. Sid merenungkan apa yang baru saja terjadi. Dia tahu Merlin tidak pernah mengakali siapapun. Hal yang terpenting adalah tidak kehilangan iman terhadap tugas yang ada di depan mata. Sid belajar pentingnya setia kepada apa yang dianggapnya benar.

Aturan Kesembilan Nasib Baik: “Setelah menciptakan segala kondisinya, bersabarlah, jangan menyerah. Agar Nasib Baik tiba, berimanlah.”

Legenda Cengkeh Ajaib (part VII)


Nott yang sedang tidur, tiba-tiba terbangun oleh suara Burung Hantu yang membangunkannya. Di hadapannya ada seorang nenek sihir. Nenek itu menyuruhnya untuk membunuh Merlin karena Merlin telah menyiasati mereka. Cengkeh Ajaib itu takkan tumbuh di Hutan Ajaib, melainkan di Kebun Istana. Mendengar hal itu Nott sangat kesal dan marah. Dia hanya punya waktu 1 hari untuk sampai ke istana. Dia langsung bergegas menunggang kudanya menghilang ke tengah kegelapan.

Aturan Kedelapan Nasib Baik: “Tidak seorangpun bisa menjual Nasib Baik. Nasib Baik tidak bisa dijual. Jangan percaya kepada siapa pun yang menjual kemujuran.”

Legenda Cengkeh Ajaib (part VI)


Malam terakhir seharusnya tenang, tetapi tidak bagi kedua kesatria ini. Nott sedang mencari tempat untuk tidur ketika kudanya menginjak tanah yang lain, yang baru, diairi dan tidak berbatu. Nott melihat Sid yang hampir tertidur. Mereka bercerita mengenai pencarian mereka masing-masing. “Mengapa kamu bekerja seperti binatang untuk membuat kebun beberapa kaki ini?” Tanya Nott. “Merlin berkata bahwa cengkeh ajaib itu akan tumbuh, tetapi dia tidak bilang kita tidak ada yang harus dilakukan supaya cengkeh itu tumbuh, bukan?” jawabnya,

Aturan Ketujuh Nasib Baik: “Bagi mereka yang hanya percaya kepada kebetulan, menciptakan kondisi yang tampaknya menggelikan. Mereka yang menciptakan kondisi tidaklah mengkhawatirkan soal kebetulan.”




Legenda Cengkeh Ajaib (part V)


Pada hari keenam, Nott mengembara dengan sedih di Hutan Ajaib. Tentunya ia tidak yakin akan menemukan Cengkeh Ajaib, tetapi ia tidak mau kembali ke istana sendirian. Seandainya ia harus malu, lebih baik ia malu bersama Sid. Dia hanya mengembara bertemu dengan tmakhluk penghun Hutan Ajaib dan tumbuhan unik lainnya sampai ia bertemu dengan Ston, Ibu Segala Batu.

Ston mengejek Nott yang tak kunjung menemukan cengkeh ajaib. Ya, pencarian cengkeh ajaib ini telah tersebar ke penjuru Hutan Ajaib. Nott kembali bertanya kepada Ston dimana cengkeh akan tumbuh di hutan itu. Ston tertawa terbahak,”mana mungkin cengkeh tumbuh di daerah berbatu,” katanya. Sudah makhluk keempat yang menegaskan ketidakmujurannya. “Aku benar-benar tidak mujur,” katanya dalam hati. Tapi kemudian dia teringat akan Sid,”Ha! Jika tidak ada Cengkeh Ajaib untukku, maka tidak ada Cengkeh Ajaib untuk Sid!” ujarnya. Nott pun merasa lega, bahkan senang membayangkan kegagalan Sid. Lalu dia naik ke atas kudanya dan mencari tempat untuk tiduk.

Sebaliknya, Sid merenungkan apa yang telah diperbuatnya; tanah, air, cahaya. Dia tidak tahu lagi apa yang harus diperbuatnya. Dia butuh inspirasi. Jadi Sid pergi ke puncak tertinggi Hutan Ajaib. Di sana, dia bertemu dengan Ston. Sid mencoba bertanya tentang cengkeh kepadanya.”Baru saja kukatakan kepada teman kesatriamu itu, cengkeh tidak mungkin tumbuh di daerah berbatu,” jawabnya sambil terbahak.”Tentu saja! Kenapa tidak terpikir olehku?” ujar Sid. Sid kemudian berpamitan dan bergegas ke daerah yang dipilihnya dan menyingkirkan batu-batu dari tanah itu. Sid sadar bahwa dia harus memandang gelasnya setengah penuh agar dia berkonsentrasi untuk mengisi gelas itu sampai penuh.

Detil-detil kecil yang tampaknya tak perlu bisa saja merupakan kunci terpenting. Semalam lagi, dia tidur di tempat yang dipilihnya itu dan bermimpi indah tentang cengkeh yang akan tumbuh di tanah baik yang tak berbatu, dengan air yang cukup dan cahaya matahari. Tinggal sehari lagi dimana Cengkeh Ajaib akan lahir di Hutan Ajaib.

Aturan Keenam Nasib Baik: “Terkadang, bahkan dalam kondisi yang tampaknya tepat pun, Nasib Baik tidak juga datang. Carilah kondisi yang tampaknya tidak perlu padahal mutlak, dalam detil-detil kecilnya.